Show Sidebar

Motivasi Kerja Saat Interview Rahasia HR 🤭

Hai, bestie! Pernah nggak sih kamu lagi asyik-asyiknya interview, semua pertanyaan rasanya lancar jaya dijawab, eh tiba-tiba sang HRD melempar pertanyaan sakti: “Jadi, apa motivasi Anda bekerja di sini?” Seketika dunia serasa berhenti berputar, keringat dingin mulai bercucuran, dan di dalam hati rasanya mau teriak, “Ya buat cari duit, Bu/Pak! Masa buat cari jodoh?”. Rasanya gemes banget kan, pengen jawab jujur tapi kok ya nggak sopan. Ini tuh momen dilema antara jujur sama terlihat profesional.

Tenang, kamu nggak sendirian kok! Hampir semua pencari kerja pasti pernah merasakan deg-degan yang sama. Pertanyaan ini memang terdengar simpel, tapi sebenarnya dalam banget maknanya bagi perekrut. Mereka bukan mau menjebakmu, lho. Justru, ini adalah kesempatan emas buatmu untuk “jualan” diri, menunjukkan siapa kamu sebenarnya di luar CV yang kaku itu. Ini panggungmu untuk bersinar, untuk menunjukkan bahwa kamu bukan sekadar butuh pekerjaan, tapi kamu benar-benar menginginkan pekerjaan ini. Yuk, kita kupas tuntas bareng-bareng cara menjawabnya biar HRD langsung jatuh hati!

Mengapa Pertanyaan Motivasi Kerja Begitu Penting bagi Perekrut?

Coba deh bayangin kamu lagi cari teman buat diajak nonton konser band favoritmu. Kamu pasti nggak mau kan ngajak orang yang cuma ikut-ikutan biar nggak sendirian di rumah? Kamu pasti pengennya ngajak teman yang sama-sama suka band itu, yang tahu lirik lagunya, yang bakal ikut loncat-loncat dan nyanyi bareng sampai suara serak. Nah, kira-kira begitulah cara HRD melihat calon karyawan. Mereka nggak cuma cari orang buat mengisi kursi kosong, tapi mereka cari “partner” yang punya semangat dan visi yang sejalan dengan perusahaan.

Jadi, ketika mereka bertanya tentang motivasi kerja kamu, sebenarnya mereka sedang mencoba menggali beberapa hal. Pertama, mereka ingin tahu apakah value atau nilai-nilai yang kamu pegang itu “klik” dengan budaya perusahaan. Perusahaan yang dinamis butuh orang yang enerjik, sementara perusahaan yang lebih konservatif mungkin mencari orang yang lebih teliti dan terstruktur. Kedua, jawabanmu bisa memprediksi etos kerja dan tingkat komitmenmu. Apakah kamu tipe orang yang proaktif dan punya dorongan dari dalam diri, atau tipe yang harus “dicambuk” dulu baru jalan?

Terakhir, pertanyaan ini membantu mereka melihat gambaran besarmu. Perusahaan tentu ingin berinvestasi pada karyawan yang melihat pekerjaan ini sebagai bagian dari perjalanan karirnya, bukan sekadar batu loncatan sementara. Mereka ingin tahu apakah kamu punya tujuan karir yang jelas dan bagaimana posisi ini bisa membantumu mencapainya. Jawaban yang tulus dan terstruktur menunjukkan bahwa kamu adalah seorang perencana yang serius dengan masa depanmu, dan tentunya, masa depan perusahaan.

Oops, Jangan Sampai Salah Langkah! Hindari Jawaban Klise Ini

Sebelum kita meracik resep jawaban yang sempurna, kita perlu tahu dulu nih bahan-bahan “terlarang” yang harus dihindari. Ada beberapa jawaban yang, meskipun jujur, bisa langsung bikin HRD mengernyitkan dahi dan memberi tanda merah di catatan mereka. Kesalahan paling fatal dan paling sering terjadi adalah menjawab, “Motivasi saya adalah uang.” Well, kita semua tahu gaji itu penting, tapi menyebutkannya sebagai satu-satunya alasan membuatmu terlihat transaksional dan kurang memiliki gairah terhadap pekerjaannya itu sendiri.

Selain soal uang, hindari juga jawaban yang terlalu umum dan klise. Contohnya? “Saya suka tantangan,” “Saya ingin belajar hal baru,” atau “Saya ingin berkontribusi.” Bukannya salah, tapi jawaban ini tidak memberikan gambaran spesifik apa pun tentang dirimu. Ribuan kandidat lain mungkin akan mengatakan hal yang sama persis. Ini seperti bilang kamu suka musik, tapi nggak bisa sebutin genre atau artis favoritmu. Coba deh dibuat lebih personal dan spesifik agar jawabanmu lebih menonjol dari yang lain.

Satu lagi jebakan yang harus dihindari adalah membawa-bawa hal negatif dari pekerjaan atau kantor lamamu. Jangan pernah bilang, “Saya cari kerjaan baru karena bos saya galak,” atau “Kantor lama saya lingkungannya toxic.” Meskipun itu benar adanya, mengeluh saat interview hanya akan membuatmu terlihat tidak profesional dan hobi menyalahkan orang lain. Anggap saja seperti kencan pertama, kamu tentu nggak akan cerita kejelekan mantanmu, kan? Fokuslah pada hal-hal positif dan masa depan yang cerah di perusahaan baru ini.

Inilah Rahasia Merangkai Jawaban Pertanyaan Interview yang Mengesankan

Oke, sekarang kita masuk ke bagian intinya! Bagaimana cara membuat jawaban pertanyaan interview yang nggak cuma bagus, tapi juga otentik dan berkesan? Aku punya formula simpel yang bisa kamu adaptasi, yaitu: Passion (Gairah) + Value (Kontribusi Nilai) + Growth (Pertumbuhan). Tiga elemen ini, kalau dirangkai dengan baik, bisa menjadi senjata andalanmu untuk memukau HRD.

Pertama, mulailah dengan Passion. Ceritakan apa yang membuatmu benar-benar tertarik pada bidang ini atau pada peran yang kamu lamar. Ini bukan soal pura-pura suka, ya, tapi temukan percikan api yang sesungguhnya. Misalnya, kalau kamu melamar jadi graphic designer, kamu bisa bilang, “Sejak kecil, saya selalu terpesona bagaimana sebuah gambar bisa menyampaikan seribu kata. Motivasi saya datang dari keinginan untuk menciptakan komunikasi visual yang tidak hanya indah, tapi juga efektif dalam menyampaikan pesan, dan saya melihat perusahaan ini sangat unggul dalam hal itu.”

Kedua, sambungkan dengan Value atau nilai yang bisa kamu berikan. Di sinilah risetmu tentang perusahaan akan sangat berguna. Tunjukkan bahwa kamu paham apa yang perusahaan butuhkan dan bagaimana keahlianmu bisa jadi solusinya. Contohnya, “Saya melihat perusahaan Bapak/Ibu sedang berfokus pada ekspansi pasar ke generasi Z. Dengan pengalaman saya selama 3 tahun di bidang digital marketing dan keahlian dalam mengelola kampanye TikTok, saya termotivasi untuk bisa menerapkan strategi kreatif yang relevan untuk mencapai target audiens tersebut.”

Terakhir, tutup dengan Growth. Kaitkan posisi ini dengan rencana pengembangan diri dan tujuan karir jangka panjangmu. Ini menunjukkan bahwa kamu melihat pekerjaan ini sebagai sebuah kemitraan untuk tumbuh bersama. Kamu bisa bilang, “Selain itu, saya sangat termotivasi oleh kesempatan pengembangan diri yang ditawarkan. Saya ingin sekali mendalami bidang data analysis, dan saya tahu di sini ada tim senior yang sangat kuat di bidang tersebut. Saya yakin, dengan belajar di sini, saya bisa berkembang menjadi seorang profesional yang lebih matang sekaligus memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perusahaan di masa depan.”

Contek Idenya! Contoh Jawaban Motivasi Kerja untuk Berbagai Posisi

Biar makin kebayang, yuk kita bedah beberapa contoh praktisnya. Ingat ya, ini hanya inspirasi. Kamu harus meraciknya lagi dengan cerita dan gayamu sendiri biar terasa lebih tulus dan personal. Setiap orang punya perjalanan uniknya masing-masing, dan itulah yang membuatmu spesial!

  • Untuk Fresh Graduate: “Sebagai seorang lulusan baru, motivasi terbesar saya saat ini adalah menerapkan semua ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Saya sangat antusias untuk belajar dari para senior di perusahaan ini, yang saya tahu merupakan salah satu yang terbaik di industrinya. Saya termotivasi untuk memberikan energi, ide-ide segar, dan kemauan belajar yang tinggi untuk bisa berkontribusi secara nyata bagi tim, sekaligus memulai tujuan karir saya di jalur yang tepat.”
  • Untuk Posisi Sales: “Motivasi saya datang dari kepuasan saat berhasil membangun hubungan baik dengan klien dan membantu mereka menemukan solusi yang tepat melalui produk kita. Saya bukan hanya melihatnya sebagai target angka, tapi sebagai proses memecahkan masalah. Saya sangat termotivasi oleh struktur bonus di sini yang sangat mengapresiasi pencapaian, karena itu sejalan dengan sifat saya yang kompetitif dan selalu ingin melampaui target.”
  • Untuk Posisi IT/Developer: “Jujur, saya sangat termotivasi oleh tantangan teknis. Saya senang ‘mengotak-atik’ kode, mencari cara paling efisien untuk membangun sebuah fitur, dan melihat hasil kerja saya digunakan oleh banyak orang. Saya melihat perusahaan ini menggunakan tech stack yang sangat modern dan mengerjakan proyek-proyek inovatif. Hal ini sangat memotivasi saya karena sejalan dengan keinginan saya untuk melakukan pengembangan diri secara berkelanjutan di dunia teknologi yang terus berubah.”

Intinya adalah spesifik. Jangan hanya bilang “suka tantangan,” tapi jelaskan tantangan seperti apa yang kamu suka. Jangan hanya bilang “ingin belajar,” tapi sebutkan apa yang ingin kamu pelajari dan mengapa di perusahaan ini adalah tempat yang tepat. Dengan begitu, jawabanmu akan jauh lebih hidup dan meyakinkan, membuat HRD melihatmu sebagai kandidat yang penuh gairah dan punya arah yang jelas.

Hubungkan Motivasi Anda dengan Visi dan Tujuan Karir di Masa Depan

Membicarakan motivasi kerja tanpa menyentuh tujuan karir itu ibarat makan nasi goreng tapi nggak pakai telur, rasanya ada yang kurang! Perekrut akan jauh lebih terkesan dengan kandidat yang tidak hanya berpikir tentang hari ini, tapi juga sudah memiliki gambaran tentang lima atau sepuluh tahun ke depan. Ini menandakan kamu adalah orang yang visioner, punya ambisi, dan tidak akan mudah puas.

Ketika kamu bisa mengaitkan motivasi kerjamu saat ini dengan tujuan karir jangka panjang, kamu secara tidak langsung “menjual” sebuah visi kepada perusahaan. Visi di mana kamu tumbuh dan berkembang bersama mereka. Alih-alih hanya menjadi seorang pegawai, kamu memposisikan diri sebagai aset jangka panjang. Tentu saja, ini adalah musik yang sangat merdu di telinga setiap manajer perekrutan.

Misalnya, daripada hanya bilang, “Motivasi saya adalah menjadi ahli di bidang ini,” coba kembangkan menjadi, “Motivasi utama saya saat ini adalah menyerap sebanyak mungkin pengalaman di posisi Junior Brand Manager ini. Saya melihat ini sebagai fondasi penting bagi tujuan karir saya, yaitu dalam 5 tahun ke depan bisa memimpin sebuah brand secara mandiri. Saya yakin, dengan bimbingan dan kesempatan yang ada di perusahaan ini, saya bisa mencapai tujuan tersebut sambil memberikan dampak positif bagi pertumbuhan brand-brand yang saya kelola.” Lihat, kan? Jauh lebih strategis dan meyakinkan!

Bukan Cuma soal Kata-kata, tapi Juga soal Rasa

Kamu sudah punya resep jawaban yang ciamik, contoh yang relevan, dan strategi yang jitu. Tapi, ada satu elemen terakhir yang tak kalah penting, yaitu cara kamu menyampaikannya. Jawaban sebagus apa pun akan terasa hambar jika disampaikan dengan nada datar, tanpa kontak mata, dan dengan bahu yang merosot. Ingat, komunikasi itu lebih dari 50% adalah non-verbal, lho!

Saat menjawab, tunjukkan antusiasme yang tulus. Tegakkan punggungmu, tatap mata pewawancara dengan ramah (bukan melotot, ya!), dan berikan senyuman kecil. Gunakan intonasi suara yang bersemangat, terutama saat kamu menceritakan bagian passion-mu. Biarkan mereka merasakan energi positif darimu. Gestur tangan yang wajar juga bisa membantu membuat ceritamu lebih hidup dan ekspresif.

Yang terpenting, jadilah dirimu sendiri. Jangan mencoba menjadi orang lain atau menghafal jawaban kata per kata seperti membaca naskah. Perekrut sudah bertemu ratusan, bahkan ribuan kandidat, dan mereka bisa dengan mudah mengenali mana jawaban yang tulus dan mana yang hasil hafalan semalam. Pahami poin-poin utamamu, lalu sampaikan dengan caramu sendiri. Latih jawabanmu di depan cermin atau dengan temanmu agar alurnya lancar, tapi sisakan ruang untuk spontanitas. Ketenangan dan keaslian adalah kunci untuk memenangkan hati mereka.

Masih Ada yang Bikin Galau? Yuk, Intip FAQ Seputar Motivasi Kerja!

  • Bolehkah menyebut gaji sebagai salah satu motivasi?

    Tentu boleh, asalkan bukan yang pertama dan utama. Kamu bisa menyampaikannya dengan elegan. Misalnya, “Selain mencari peran yang menantang dan kesempatan berkembang, saya juga termotivasi oleh paket kompensasi yang kompetitif yang ditawarkan, karena itu menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kontribusi karyawannya.”

  • Bagaimana jika saya belum punya tujuan karir yang jelas?

    Jujur itu lebih baik daripada mengarang. Kamu bisa fokus pada motivasi untuk belajar. Katakan saja, “Jujur, untuk tujuan karir 5 tahun ke depan saya belum punya gambaran yang pasti. Namun, motivasi utama saya saat ini adalah untuk terjun dan mendalami dunia marketing secara profesional. Saya sangat yakin, pengalaman dan pembelajaran di posisi inilah yang nantinya akan membantu saya memetakan tujuan karir yang lebih solid.”

  • Seberapa panjang jawaban yang ideal?

    Jawaban yang ideal berkisar antara 60 hingga 90 detik. Cukup singkat untuk menjaga fokus pewawancara, tapi cukup panjang untuk menyampaikan tiga elemen (Passion, Value, Growth) dengan jelas. Latih jawabanmu agar tidak terlalu singkat atau malah bertele-tele sampai pewawancara bosan.

Siap Taklukkan Pertanyaan Interview dan Raih Pekerjaan Impianmu?

Nah, sekarang kamu sudah punya semua bekalnya, bestie! Menjawab pertanyaan “Apa motivasi Anda bekerja?” bukan lagi momok yang menakutkan, kan? Anggap saja ini adalah kesempatanmu untuk bercerita, untuk menunjukkan kilau di matamu saat bicara tentang hal yang kamu sukai. Ini adalah momen untuk menghubungkan hasrat pribadimu dengan kebutuhan perusahaan, menciptakan sebuah narasi di mana kalian bisa sukses bersama.

Ingat, kuncinya adalah persiapan, ketulusan, dan kepercayaan diri. Kamu pasti bisa! Sekarang, tarik napas dalam-dalam, racik jawaban motivasi kerja terbaik versimu, dan langkahkan kakimu dengan mantap ke ruang interview. Oh ya, jangan lupa intip ribuan lowongan kerja keren yang mungkin cocok banget sama motivasi dan tujuan karirmu di portal kami. Pekerjaan impianmu sudah menanti. Semangat!

Leave a Comment